Penyakit Mematikan Umat Islam
Kamis, 5 Jumadil Awwal 1436 H / 8 Januari 2015 15:13
wib
11.447 views
Wahn: Penyakit Mematikan Umat Islam
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah,
Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi
Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Dari Tsauban Radhiyallahu 'Anhu, ia
berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ
كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ
نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ
كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ
الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ
قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا
وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ
“Hampir saja para umat (yang kafir dan
sesat, pen) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka
berkumpul menghadapi makanan dalam piring”. Kemudian seseorang
bertanya,”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?”
Rasulullah bersabda,”Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian
bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut
pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’. Kemudian
seseorang bertanya,”Apa itu ’wahn’?” Rasulullah berkata,”Cinta dunia dan takut
mati.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Wahn merupakan penyakit yang menjangkiti
umat ini secara indvidu maupun komunitas. Penyakit ini menjerumuskan umat ke
dalam kekalahan dan kehinaan.
Makna Wahn
Secara bahasa wahn bermakna dha’f
(lemah), baik secara materi atau maknawi, menimpa pribadi atau kolektif. Wahn
juga bisa diartikan jubn (takut atau pengecut), namun ia masih bagian
dari dha’f. Seperti Wahana al-Rajul, maksudnya: ia takut saat berjumpa musuh.
Al-Qur'an telah menggunakan makna ini
dalam beberapa ayat, di antaranya:
قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي
وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا
“Ia (Zakaria) berkata: "Ya
Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban,
dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku.” (QS.
Maryam: 4)
كَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ
رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا
ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا
“Dan berapa banyak nabi yang berperang
bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka
tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan
tidak lesu dan tidak (pula) menyerah kepada musuh).”QS. Ali Imran: 146)
وَلَا تَهِنُوا فِي ابْتِغَاءِ الْقَوْمِ
إِنْ تَكُونُوا تَأْلَمُونَ فَإِنَّهُمْ يَأْلَمُونَ كَمَا تَأْلَمُونَ
وَتَرْجُونَ مِنَ اللَّهِ مَا لَا يَرْجُونَ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
“Janganlah kamu berhati lemah dalam
mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya
mereka pun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang
kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Nisa’: 104) maknanya: jangan jadi
pengecut.
وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ
الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan
janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling
tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran:
139)
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ
حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ
“Dan Kami perintahkan kepada manusia
(berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.” (QS.
Luqman: 14)
Makna Istilahi
Makna Wahn dalam hadits di atas dijelaskan
langsung oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, yaitu cinta dunia
dan takut mati. Wahn dalam hadits di atas berposisi sebagai hukuman
(ekses/dampak). Bisa juga ia berposisi sebagai hal (kondisi) kaum muslimin saat
itu.
Hukuman atas hal itu ada dua macam:
Pertama, dicabutnya rasa gentar dalam hati musuh. Kedua, ditimpakan wahn dalam
diri muslim. Keduanya menyebabkan kondisi kaum muslimin terhina dalam segala
sektor. Laksana buih yang tak memiliki nilai di hadapan umat-umat lain.
Hakikat Wahn
Penyakit ini memiliki dua indikasi.
Pertama, cinta dunia. Kedua takut mati. Satu dengan yang lain memiliki
pengaruh.
Cinta dunia berarti: sangat tinggi obsesi
terhadapnya, hati bergantung kepadanya, terlalu jauh mengagumi keindahan dan
kemewahannya, berjalan di belakangnya, sangat rakus terhadapnya, angan-angan
dan cita-cita terpusat kepadanya, puncak harapan ada padanya, merasa kekal di
dunia, dan terus menumpuk-numpuk harta kekayaannya.
Dampaknya: sibuk mengumpulkan harta, menempuh segala
cara mendapatkannya yang halal maupun haram, meninggalkan jihad, kikir dan bakhil,
rakus dan thama’, curang dalam mu’amalat, dan sebagainya.
Sedangkan takut mati adalah konsekuensi
bagi orang yang sangat cinta dunia. Seseorang yang sangat cinta dunia pasti ia
takut menghadapi kematian yang akan menghilangkan kenikmatan-kenikmatan yang
diimpikannya.
Takut mati menjadikan seseorang berusaha
mendapatkan kemakmuran hidup dengan segala cara, menghindari ketaatan yang
beresiko kematian atau berkurang kekayaan, tidak pernah bersiap-siap untuk
hadapi kematian, tidak menyiapkan bekal kebaikan untuk kehidupan sesudah
kematian, terlalu larut menikmati dunia, berusaha memuaskan syahwatnya, dan
sebagainya.
Terapi:
1.
Menguatkan
iman, khususnya kepada Allah dan hari akhir.
2.
Memahami
hakikat dunia dan fitnah-fitnahnya.
3.
Melazimi
amal-amal shalih dan amal kebajikan dengan harapan akhirat.
4.
Banyak
berdoa kepada Allah agar diselamatkan dari fitnah dunia. Wallahu A’lam.
[PurWD/voa-islam.com]
Komentar
Posting Komentar